posted by admin on February 9, 2013

Sejak awal SYNCORE berdiri sampai saat ini, mayoritas klien yang kami tangani adalah perusahaan keluarga. Perusahaan tersebut awalnya didirikan karena profesi, hobby atau kebetulan, tanpa pernah menyangka akan menjadi besar.

Pada awalnya yang direkrut menjadi karyawan adalah orang-orang dekat, apakah itu saudara, teman, atau tetangga. Pengelolaan perusahaan mengandalkan aspek kepercayaan dan saling gotong royong. Tidak ada job desc. Tidak ada jenjang karir dan tidak ada sistem remunerasi, bahkan tidak ada kontrak atau status karyawan.

Ketika perusahaan lambat laun perusahaan mulai membesar timbul masalah. Pemilik perusahaan mulai harus merekrut profesional untuk mengisi posisi dengan keahlian khusus seperti keuangan, manager, HRD dan tenaga ahli lainnya. Timbul pergesekan antara orang lama dan orang baru.

Pemilik dihadapkan pada dilema, apakah harus mempertahankan dan menghargai loyalitas, atau kompetensi?

Pada banyak kasus yang kita tangani, pemilik perusahan tidak bisa lepas dari kebiasaan lama. Orang-orang yang baru direkrut menjadi tidak tahan, kemudian keluar.

Pemilik menjadi pusing, bisnis menjadi ribet. Penjualan terus naik, tetapi laba tidak didapat karena pengeluaran tidak terkontrol. Bisnis tidak berkembang, dan pemilik sangat terbatas dalam upaya mengembangkan perusahaan. Mau buka cabang menjadi terkendala, karena system belum terbangun. Mau mengambil utang bank juga terkendala karena tidak ada catatan keuangan yang baik.

Selanjutnya mereka memanggil kita, dan kita telah kemudian cukup berpengalaman mengurai masalah-masalah tersebut dan mengembangkan metodologi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut seara terpadu dan mengurangai dampak benturan dengan orang/pola lama.

Apakah anda memiliki masalah yang sama? Bagaimana strategi anda memecahkan masalah tersebut?

Tulis Komentar