posted by admin on July 29, 2012
Saat ini di Indonesia diperkirakan ada kurang lebih 50juta unit bisnis mikro kecil dan menengah (UMKM). Unit bisnis tersebut mampu menyerap 98% tenaga kerja di Indonesia dan menyokong lebih dari 50% pendapatan bruto republik ini. Sehingga bisa disimpulkan bahwa peran UKM dalam menggerakkan ekonomi Indonesia sangat signifikan. Namun demikian kurang lebih hanya 500ribu yang dari 50 juta atau hanya 1% UKM yang memiliki badan hukum dan dikelola dengan professional.
 
 
Masalah lain yang membelit UKM adalah tingginya tingkat kegagalan usaha, terutama untuk UKM pemula (Start Up). Apabila kita mencermati statistik perkembangan UKM maka setiap tahun rata-rata ada penambahan UKM baru sekitar 1.2 juta unit, namun kalau kita cermati lebih jauh ternyata tidak ada perubahan signifikan di UKM golongan kecil dan menengah. Hal ini patut menjadi keprihatinan kita bersama karena di satu sisi UKM bertambah 1.2 juta unit per tahun, tetapi disisi lain ratusan ribu UKM bangkrut setiap tahun. Hal ini senada dengan hasil penelitian bahwa 95% dari UKM gagal melewati 5 tahun pertama.
 
 
Oleh karena itu SYNCORE Consulting merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi dalam menurunkan tingkat kebangkrutan UKM. Berdasarkan hasil penelitian kendala klasik UKM dalam menjalankan usahanya adalah:
  1. kurangnya kesesuain (terjadinya mismatch) antara dana yang tersedia yang dapat diakses oleh UKM karena tidak adanya pendekatan yang sistematis dalam pendanaan UKM
  2. Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang dikucurkan kecil
  3. kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak tersedianya informasi yang memadai bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi banyak UKM yang belum bankable, baik disebabkan belum adanya manajemenkeuangan yang transparan maupun kurangnya kemampuan manajerial dan Finansial
  4. kurangnya pengetahuan atas teknologi produksi dan quality control yang  disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan
  5. kurangnya pengetahuan atcan pemasaran, yang disebabkan oleb terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, selain karena
  6. keterbatasan kemampuan UKM untuk menyediakanproduk/ jasa yang sesuai dengan keinginan pasar
  7. keterbatasan sumber daya manusia (SDM) secara kurangnya sumber daya untuk mengembangkan SDM2 kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan akuntansi
Kami mencoba mengurai permasalahan diatas dan mencari benang merah dan akar masalah terjadinya masalah-masalah diatas. Kesimpulan dari penelitian kami, masalah-masalah tersebut berakar pada tiga masalah pokok UKM yaitu:
  1. Tidak ada konsep bisnis tertulis baik berupa business plan, anggaran maupun SOP
  2. Tidak adanya system yang mendukung baik manual maupun terkomputerisasi
  3. Tidak adanya SDM yang kompeten
Sehingga sesuai dengan keahlian utama kami yaitu dalam bidang akutansi dan teknologi informasi maka kami merancang sebuah software akuntansi yang kami sebut SYNCORE GENIO. Syncore Genio ini adalah software akuntansi yang sangat sederhana namun telah bisa menghasilkan laporan lengkap yaitu berupa:
 
  1. Laporan Neraca
  2. Laporan Laba Rugi
  3. Laporan Neraca Saldo
  4.  Laporan Penjualan
  5. Laporan Buku besar
  6. Laporan buku kas / bank
  7. Laporan rincian biaya per periode, per unit, per proyek dll
 
SYNCORE Genio ini kami rancang untuk memenuhi kebutuhan UKM, dimana dibutuhkan software yang sangat praktis. Kepraktisan software ini adalah dikembangkan dengan logika kas masuk dan kas keluar. Artinya tidak banyak kesulitan bagi UKM untuk langsung memakai software ini karena pengoperasian semudah membuat kuitansi dan mencatat di buku kas. Salah satu kelebihan dari software ini adalah adanya template jurnal. Transaksi-transaksi yang terjadi berulang bisa disimpan ke dalam template jurnal, sehingga kita hanya perlu mengupdate jumlah rupiah dan tanggal saja.
 

Tulis Komentar