posted by KonsultanSyncoreConsulting on December 13, 2023

Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total, sehingga bisnis tidak untung atau rugi. Saat menyusun rencana bisnis, menghitung BEP sangat penting untuk menentukan apakah bisnis tersebut menguntungkan atau tidak. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menghitung BEP. Pertama, biaya tetap yaitu biaya yang tidak berubah terlepas dari kuantitas yang diproduksi atau dijual. Contoh biaya tetap adalah sewa gedung, gaji karyawan dan biaya listrik. Kedua, biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang berubah dengan volume produksi atau penjualan. Contoh biaya variabel adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pengiriman.

Untuk menghitung BEP, kita perlu mengetahui biaya total dan harga jual produk atau jasa. Dalam persamaan BEP, x adalah jumlah unit produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas, atau BEP.
BEP = (Total Biaya Tetap ÷ (Harga Jual Satuan – Harga Variabel Satuan))

Contoh perhitungan BEP :

Biaya Tetap Rp 50.000.000
Harga Jual UnitRp 100.000
Harga Variabel SatuanRp 60.000

BEP = (Rp50.000.000 ÷ (Rp100.000 – Rp60.000))

BEP = 1.250 unit

Artinya, sebuah perusahaan harus menjual setidaknya 1.250 unit produk atau jasa untuk mencapai BEP. Jika penjualan turun di bawah 1.250 unit, perusahaan mengalami kerugian. Namun, jika penjualan melebihi 1.250 unit, perusahaan mendapat untung. Dalam menyusun business plan, menghitung BEP sangatlah penting karena membantu kita untuk mengetahui apakah bisnis tersebut menguntungkan atau tidak. Mengetahui BEP, kita dapat menentukan target pendapatan yang harus dipenuhi untuk mencapai titik impas atau BEP. Hal ini dapat membantu kita menentukan harga jual yang tepat dan menyusun strategi pemasaran yang efektif.

Syncore Consulting merupakan perusahaan konsultan yang memberikan pelatihan dan pendampingan penyusunan rencana usaha yang berkualitas. Syncore Consulting memiliki metode pendampingan yang sudah teruji dan dikembangkan dalam pendampingan. Sejak tahun 2010 Syncore Indonesia melalui Unit Syncore Consulting telah mengembangakn metodologi pendampingan yang kami sebut dengan ATMR (Assessment, Treatment, Monitoring and Review).

Metodologi ini memungkinkan Syncore Consulting untuk melakukan proyek berskala besar, kebutuhan khusus, sistematis dan berkelanjutan. Metodologi tersebut mengharuskan tim konsultan untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan keadaan peserta dampingan, karena itulah kami awali dari proses assess. Berdasarkan temuan saat assessment syncore memutuskan treatment seperti apa yang cocok. Syncore Consulting memiliki beragam program, aplikasi, aktivitas, dan media yang dapat kami gunakan untuk memberikan kombinasi solusi.

Tulis Komentar